"Pelajar Harus Belajar Etika dan Etiket dalam Berperilaku di Dunia Maya".
Netiket atau network
etiquette diperlukan dalam berinternet. Etiket berinternet (netiket) yang
merupakan etika atau aturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi di internet
terdiri dari etika dan etiket. Netiket akan mengarahkan tindakan positif dan
menghindari tindakan negatif di internet. ”Netiket merupakan panduan untuk
bersikap dan berperilaku yang baik dan sopan di dunia maya,” tutur Kepala Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Agoes Setiyono dalam
webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Trenggalek, Jumat
(20/9/2024). Mengusung tema ”Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten
Positif”, diskusi online yang diikuti pelajar dan tenaga pendidik sekolah
menengah di wilayah Kabupaten Trenggalek itu, digelar oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Timur.
Agoes mengatakan, etika dan
etiket harus menjadi panduan perilaku di dunia maya. Etika yang merupakan
sistem nilai atau norma wajib menjadi pegangan seseorang atau sekelompok orang
dalam mengatur tingkah lakunya. ”Sedangkan etiket merupakan tata cara individu
berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat, dan berlaku jika
individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Etiket bersifat
tidak tertulis,” jelas Agoes. Penerapan etika dan etiket di internet, menurut
Agoes, akan menghindarkan dari tindak negatif, sekaligus menjadi saringan untuk
berbuat hal positif, termasuk memanfaatkan internet untuk menebar kebaikan yang
bermanfaat. ”Penyebaran konten positif bermanfaat untuk membangun komunitas
yang sehat, memperkuat reputasi dan personal branding, menginspirasi dan
meningkatkan kesehatan mental, serta memperluas
jaringan dan peluang,” jelas
Agoes di hadapan para siswa yang mengikuti diskusi dengan menggelar nonton
bareng (nobar) dari aula dan ruang kelasnya masing-masing. Dari sudut pandang
berbeda, CEO PT Mahakarya Berkah Sejahtera Muhajir Sulthonul Aziz menambahkan,
penyebaran konten positif di media sosial berpengaruh pada rekam jejak digital.
Jejak digital positif sangat baik untuk memperkuat reputasi digital. ”Jejak
digital merupakan segala informasi yang ditinggalkan di internet. Biasanya,
tanpa sadar pengguna internet akan meninggalkan jejak digitalnya. Jejak digital
sangat mudah diakses oleh banyak orang dalam waktu yang singkat dan sulit untuk
dihapus. Penyebaran konten positif akan membuat jejak digital kita baik,” jelas
Muhajir. Sementara, Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif
Hasyim Latif Sidoarjo M. Adhi Prasnowo menyebut TikTok kini menjadi salah satu
aplikasi yang banyak digemari anak muda. Aplikasi
media sosial itu umumnya digunakan untuk membuat, berbagi dan menemukan video pendek. ”Fitur yang ada di TikTok, di antaranya pengeditan video, TikTok Dance Challenge, filter dan efek. TikTok memiliki beragam musik Reels, Hashtag challenge, dan fitur yang membantu pengguna untuk mengukur pertumbuhan akun,” rinci Adhi Prasnowo. Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Trenggalek ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Semoga bermanfaat, menjelang magrib di Universitas Persada Indonesia Y.A.I