"Raudhah Taman Surga Penawar Kerinduan kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam" .
Jemaah
maupun petugas yang sudah berjejer antre dari sekitar bab (pintu) 360 Masjid
Nabawi pun segera masuk ke pintu Raudhah . Derap kaki yang bergegas terdengar
seiring membaurnya jemaah mencari barisan antrean. Petugas perempuan berbaju
hitam, mengunakan rompi warna cokelat, berkerudung dan bercadar hitam tampak
mengatur barisan. "One line", teriaknya meminta jemaah berbaris rapi.
Sembari menunggu instruksi untuk maju ke bagian raudhah, ada saja yang
dilakukan jemaah. Ada yang mengambil mushaf Quran dari rak dan membacanya atau
membaca Quran dari handphone. Ada juga yang berselawat. Ada yang berdoa. Namun
ada pula yang berusaha menelepon keluarga sekadar mengabarkan sedang berada di Raudhah
dan bersiap untuk berdoa.
Saat
tiba giliran memasuki Raudhah, semua bergegas mencari tempat dan melakukan
salat. Usia salat, doa-doa pun dipanjatkan di tempat mustajab sembari tak lupa
meminta syafaat Rasulullah SAW. Raudhah banyak menjadi tujuan para jemaah haji
maupun umrah saat berada di Madinah. Ia dikenal sebagai tempat yang mustajab
bagi doa-doa yang dipanjatkan. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: ‘’Di
antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudah (taman) di antara taman-taman
surga.’’ (H.R. Bukhari) Raudhah, sebagaimana disebutkan dalam Hadis tersebut,
merupakan sebuah tempat di antara rumah Rasul (rumah 'Aisyiyah yang sekarang
menjadi makam Rasulullah) dengan mimbar nabi yang berada di kawasan masjid
nabawi. Rasul pun menyebutnya sebagai taman surga. Luas Raudah membentang dari
arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.
Kini,
untuk masuk ke Raudhah, jemaah harus menggunakan aplikasi nusuk atau tasreh
rombongan. Jemaah pun tidak lagi bisa masuk setiap waktu karena terbatas hanya
sekali dalam setahun. Lantunan selawat tak henti diucapkan sejak berangkat dari
hotel, sepanjang jalan, hingga berada di kawasan Raudhah. Selawat pada kekasih
Allah, Muhammad SAW. Saat menanti antrian masuk Raudah, kita bisa merasakan
ribuan jemaah serasa tak sabar akan 'bertemu' dengan Muhammad kekasih Allah.
Getar rasa ini seakan menunjukkan begini lah selayaknya umat Islam harus
mencintai dan merindukan nabinya. Mencintainya dengan mengikuti sunnahnya dan
melanjutkan estafeta dakwahnya. Muhammad yaa rasulullah. Tantangan dakwah
rasulullah pun bisa kita rasakan sepanjang perjalanan di Makkah dan Madinah
karena emaah tidak jarang mengunjungi beberapa situs penting sejarah nabi,
mulai terjalnya gua Hira, jabal uhud, masjid Quba, hingga lokasi perang Badr.
Itu semua mengingatkan kita pada luar biasanya perjuangan dakwah Muhammad dan para
sahabat mensyiarkan
Islam. Lagi-lagi penuh takjub dan kagum pada baginda Rasul. Raudhah adalah
penawar kerinduan pada nabi.
Hamba rindu padamu ya kekasih Allah, air mata ini selalu berderai tanpa sebab saat melihat suasana di Raudhah, ya nabi Shala mu'alaika
ya Rasul shala mu'alaika, ya habib shala mu'alaika, shalawatullah 'alaika..
tahun 2016 sebelum covid kami sudah ke taman surga Raudhah, betapa indahnya, harum, tak ingin rasanya keluar dari taman syurga, kadang berdesakan...ingin kembali kesana ya Allah mudahkanlah...
Semoga yang membaca blog ini juga dimudahkan ke Raudhah taman surga, menjelang siang di Universitas Persada Indonesia Y.A.I