"Panduan Salat Sunnah Rawatib Berdasarkan Petunjuk Nabi SAW"
Salat rawatib adalah salat sunnah yang
dikerjakan sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba'diyah) salat fardhu (wajib). Ada
perbedaan penafsiran dari ulama mengenai total jumlah rakaatnya. Ada yang
menyebut seluruh salat rawatib adalah berjumlah 10 rakaat atau 12 rakaat.
Bahkan ada ulama yang berpendapat 22 rakaat. Perbedaan jumlah rakaat ini tidak
mempengaruhi pahala salat rawatib sebagai ibadah at-tathowwu’ (ibadah
tambahan). Rincian salat rawatib menurut buku 'Risalah Tuntunan Sholat Lengkap'
karya Moh. Rifai, adalah sebagai berikut :
- 2 rakaat sebelum salat
subuh (sesudah salat subuh tidak ada sunnah setelah subuh.
- 2 atau 4 rakaat sebelum
Zuhur. Dan 2 rakaat setelah suhur.
- 2 rakaat atau 4 rakaat
sebelum salat Ashar (setelah salat Ashar tidak ada salat sunah)
- 2 rakaat sesudah salat
Maghrib
- 2 rakaat setelah salat Isya'
- 2 rakaat sesudah salat
Isya.
Namun
dalam buku karya Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah berjudul Zad Al Ma'ad bab Hadyu
An-Nabi fi Ash-Sholah, salat Sunnah rawatib berkisar 10 atau 12 rakaat.
Dijelaskan bahwa Rasulullah selalu menjaga salat sunnah yang sepuluh rakaat
ketika beliau tidak bepergian. Rasulullah termasuk yang menggemarkan salat
rawatib Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya
"Sesungguhnya amal yang pertama kali
dihisab dari seorang hamba adalah salatnya. Apabila bagus maka ia telah beruntung
dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila kurang
sedikit dari salat wajibnya maka Rabb ku berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku
itu memiliki salat tathawwu’ (salat sunnah)?” Lalu salat wajibnya yang kurang
tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan
demikian." (HR at-Tirmidzi) Ibnu Umar mengatakan, "Aku selalu menjaga
salat sunnah sepuluh rakaat dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
Yakni dua rakaat sebelum dan sesudah salat zuhur, dua rakaat setelah salat
Maghrib, dua rakaat setelah salat Isya , dan 2 rakaat sebelum subuh. (HR.
Bukhari). Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa rawatib Maghrib dan Isya
dilakukan Rasulullah di rumah. Mengingat pentingnya ibadah rawatib ini, serta
dikerjakannya secara berulang-ulang sebagaimana salat fardhu, maka umat Islam
dianjurkan untuk melaksanakannya. Di antara hadis yang menunjukkan keutamaan
salat sunah Rawâtib secara umum, ialah hadits Ummu Habîbah, yang berbunyi :
Tidaklah
seorang muslim salat karena Allah setiap hari dua belas raka’at salat sunnah,
bukan wajib, kecuali akan Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga. (HR.
Muslim). Penjelasan hadis di atas bahwa Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah
meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan salat sunnah rawatib, dia berkata:
saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa
yang salat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya
rumah di surga“. Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan salat
sunnah rawatib semenjak mendengar hadis tersebut. Banyak sahabat yang tidak
pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut. Aisyah radhiyallahu
‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang salat sunnah rawatib sebelum
(qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya. Dalam riwayat
yang lain, Dua raka’at sebelum subuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya”
(HR. Muslim)
Adapun salat sunnah sebelum subuh ini merupakan
yang paling utama di antara salat sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim(tidak
berpegian) maupun dalam keadaan safar. Ummu Habibah radhiyallahu anha telah
meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur, dia berkata: saya mendengar
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga
(salat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan
baginya api neraka“. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tarmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu
Majah) Hadits Ummu Habibah di atas menjelaskan bahwa jumlah salat sunnah
rawatib ada 12 rakaat dan penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh
At-Tarmidzi dan An-Nasa’i, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang tidak
meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan
baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat
sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan
dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi, dan
An-Nasa’i) Perbedaan jumlah rakaat dalam
periwayatan yang berbeda ini tidak mengurangi sedikit pun keutamaan salat
rawatib. Bahkan, perbedaan itu saling melengkapi.
Tentang surat yang dibaca
pada salat Rawatib Qobliyah Subuh : Dari Abu Hurairahradiyallahu ‘anhu,
Bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallampada salat sunnah sebelum
subuh membaca surat Al Kaafirundan surat Al Ikhlas.” (HR. Muslim)
Semoga bermanfaat, menjelang siang di Universitas Persada Indonesia Y.A.I