Keutamaan Sakit yang Jarang Diketahui, Begini Ganjaran Pahalanya!
Ketika diberi ujian sakit ,
bagi seorang yang beriman sebenarnya merupakan "kenikmatan" yang
memiliki keutamaan. Kenapa demikian? Karena ternyata banyak keutamaan dari
sakit yang tengah diderita itu sebagai karunia Allah Subhanahu wa ta'ala.
Menurut Ustadz Dr. Irfan Yuhadi, MSI, orang yang sedang sakit, selain mempunyai
'kenikmatan', juga akan membawa banyak kebaikan kepadanya, jika disikapi dengan
bijak .
Dai yang juga pengasuh
konsultasi islam ini menjelaskan, di antara keutamaan sakit adalah, sebagai
berikut:
1. Sebagai sarana penghapus
dosa Setiap penyakit yang menimpa seorang muslim akan menjadi penghapus
dosa-dosa -nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ) berkata; "(Pernah)
disebutkan (tentang) demam di sisi Rasulullah, lalu ada seseorang yang
mencelanya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa salam bersabda, "Janganlah
engkau mencelanya. Karena sesungguhnya demam dapat menghilangkan dosa-dosa
sebagaimana api dapat menghilangkan karat (yang ada pada) besi." (HR. Ibnu
Majah : 3469. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah
Juz 8 : 2793.)
Meskipun sakit yang
dirasakan adalah sakit yang sangat ringan seperti; hanya sekedar tertusuk
duri,- maka tetap akan menjadi penghapus dosa. Sebagaimana diriwayatkan dari
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari Rasulullah bersabda; "Tidak ada
sesuatu pun yang menimpa seorang muslim baik berupa; kelelahan, sakit,
kecemasan, kesedihan, gangguan, kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali
Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya dengannya." (Muttafaqalaih. HR.
Bukhari Juz 5 : 5318, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 4 : 2572. )
2. Sebagai sarana
mendapatkan pahala sabar .Ketika seorang muslim sakit dan ia mampu bersabar
dengan tidak berkeluh kesah kepada manusia terhadap sakit yang dideritanya,
maka ia akan mendapatkan pahala sabar. Sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib ia
berkata, Rasulullah bersabda;
"Sungguh menakjubkan
urusan seorang mukmin (karena) seluruh urusannya adalah baik. Dan yang demikian
itu tidak (terjadi), kecuali bagi seorang mukmin. Jika dikaruniai kesenangan ia
bersyukur, dan hal itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, dan
hal itu baik baginya." (HR. Muslim Juz 4 : 2999)
3. Sebagai sarana mensyukuri
nikmat sehat. Kesehatan yang demikian berharga terkadang akan baru terasa
ketika seorang telah jatuh sakit. Padahal banyak manusia yang diberikan karunia
kesehatan, namun mereka tertipu dengan menyia-nyiakan kesehatan tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu ia berkata, Nabi Shalallahu
alaihi wa salam bersabda; "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu
padanya, (yaitu); nikmat sehat dan waktu luang."(HR. Bukhari No : 6049)
Dengan adanya sakit
hendaknya menjadi renungan bagi seorang muslim tentang betapa berharganya
nikmat kesehatan. Sehingga ketika nantinya ia telah diberikan kesembuhan oleh
Allah Ta'ala, maka ia akan benar-benar mengoptimalkan waktu sehat dengan
melakukan berbagai amalan kebaikan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
ia berkata, Rasulullah bersabda; "Manfaatkan lima perkara sebelum
(datangnya) lima perkara; (masa) mudamu sebelum datang (masa) tuamu, (masa)
sehatmu sebelum datang (masa) sakitmu, (masa) kayamu sebelum datang (masa)
kefakiranmu, (masa) luangmu sebelum datang (masa) sibukmu, hidupmu sebelum
datang kematianmu." (HR. Hakim Juz 4 : 7846. Hadis ini dishahihkan oleh
Syikh Al-Albani dalam Shahihul Jami'a: 1077)
4. Sebagai sarana untuk
bertobat. Dosa yang dilakukan oleh manusia akan mendatangkan keburukan dan
musibah bagi pelakunya. Dosa dapat menyebabkan seorang terlilit utang.
Sebagaimana Muhammad bin Sirin (Beliau adalah seorang Tabi'in yang wafat di
Bashrah tahun 110 H) pernah berkata; "Sesungguhnya aku mengetahui (dampak)
dosaku (dahulu), yang menyebabkanku
(sekarang) terlilit utang." (Shifatush Shafwah, 3/246) Sehingga ada kemungkinan bahwa sakit yang dirasakan sekarang merupakan buah dari dosa yang dahulu pernah dilakukan. Maka ketika sakit merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak bertaubat kepada Allah, agar Allah Ta'ala mengampuni semua dosa-dosa kita. Allah berfirman; "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nasuha." (QS. At-Tahrim : 8)
5. Sebagai penyemangat
agar berbekal untuk kehidupan setelah kematian. Sakit merupakan salah satu
pertanda dekatnya ajal kematian. Dengan adanya sakit hendaknya seorang muslim
sadar bahwa kematiannya pasti akan datang Sehingga dengan demikian, sakit akan
menjadi penyemangat baginya untuk segera berbekal dengan memperbanyak melakukan
amalan kebaikan sebelum ajal
kematiannya datang. Allah
Ta'ala berfirman; "Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepada kalian sebelum datang (tanda-tanda) kematian kepada salah seorang di
antara kalian, lalu ia (akan menyesal dan) berkata, 'Wahai Rabb-ku, seandainya
Engkau menangguhkan (kematian)ku sebentar, sehingga aku dapat bersedekah dan
aku termasuk orang-orang yang shalih."(QS. Al-Munafiqun : 10.).
Semoga bermanfaat, menjelang sore di Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Comments