"Nasihat Imam Al-Ghazali usai Ramadan Pergi".
Bulan Ramadan 1446 hijiriyah
sudah kita tinggalkan, sekarang umat Islam memasuki bulan Syawal bulan kembali
ke fitrah. Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali atau dikenal dengan Imam
Al-Ghazali (1.058-1.111) memberi nasihat indah kepada umat muslim dalam kitab
populernya Ihya 'Ulumiddin.
Artinya: "Setelah selesai berpuasa, tanamkanlah dalam hati antara rasa takut (khauf) dan harap (raja'). Karena seseorang tidak tahu, apakah puasanya diterima, sehingga termasuk hamba yang dekat dengan Allah." "Atau sebaliknya puasanya ditolak, sehingga termasuk orang yang mendapat murka dari-Nya. Hendaklah setiap selesai beribadah tanamkan rasa seperti itu." (Ihya 'Ulumiddin) 3 Tingkatan Puasa Imam Al-Ghazali juga mengemukakan tingkatan orang berpuasa dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin: "Ketahuilah, bahwa puasa ada tiga tingkatan: (1) Puasanya orang umum (kebanyakan), (2) Puasa orang khusus, dan (3) Puasa Khusus Al-Khusus.
1. Puasa Orang Umum
Sekadar menahan perut (dari makan dan
minum) dan kemaluan dari dorongan syahwat atau keinginan berjimak. Tingkatan
ini merupakan puasanya kelas awam.
2. Puasa Orang Khusus
Menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota badan
dari berbagai dosa. Tingkatan ini masuk golongan kelas istimewa.
3. Puasa Khusus Al-Khusus
(Super Khusus) Yaitu puasanya hati dari hasrat dunia, pikiran tentang dunia,
dan menahan diri dari apa pun selain Allah Ta'ala. Tingkatan ini merangkumi
puasa di atas dan disempurnakan pula dengan puasa Hati dari semua keinginan
lahir dan batin. Inilah tingkatan puasa paling istimewa. Itulah nasihat singkat
Imam Al-Ghazali yang sarat hikmah dan pelajaran berharga. Semoga kita termasuk
hamba yang dikaruniai rahmat dan ampunan Allah.
Semoga bermanfaat, menjelang sore di Universitas Persada Indonesia Y.A.I