"Syaikh Al-Qardhawi: Perbaiki Diri Dulu sebelum Memperbaiki Sistem".
Mana yang menjadi prioritas: Memperbaiki diri, apa sistem? Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakandi antaraprioritas yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem dan institusi. Dalam bukunya berjudul "Fiqh Prioritas, Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah" (Robbani Press, 1996 M), Al-Qardhawi mengatakan yang paling tepat ialah apabila kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh al-Qur'an yang berkaitan dengan perbaikan diri ini yaitu:
"...Sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keaduan yang
ada pada diri mereka sendiri..." ( QS ar-Ra'd : 11) "Inilah
sebenarnya yang menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan
pembinaan sosial. Yaitu usaha yang dimulai dari individu, yang menjadi fondasi
bangunan secara menyeluruh," ujarnya. "Karena kita tidak bisa
berharap untuk mendirikan sebuah bangunan yang selamat dan kokoh kalau
batu fondasi keropos dan rusak.
Individu manusia merupakan
batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang
diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya --dengan
pendidikan Islam yang sempurna-- harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang
lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat
diperlukan bagi segala macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang
berkaitan dengan diri manusia. Sesungguhnya pembinaan manusia secara individual
untuk menjadi manusia yang salih merupakan tuga utama para nabi Allah, tugas
para khalifah pengganti nabi, dan para pewaris setelah mereka. Pertama-tama
yang harus dibina dalam diri manusia ialah iman . Yaitu menanamkan akidah yang
benar di dalam hatinya, yang meluruskan pandangannya terhadap dunia, manusia,
kehidupan, dan tuhan alam semesta, Pencipta manusia, pemberi kehidupan. Akidah
yang mengenalkan kepada manusia mengenai prinsip, perjalanan dan tujuan
hidupnya di dunia ini. Akidah yang dapat menjawab pelbagai pertanyaan yang
sangat membingungkan bagi orang yang tidak beragama: "Siapa saya? Dari
manakah saya berasal? Akan kemanakah perjalan hidup saya? Mengapa saya ada di
dunia ini? Apakah arti hidup dan mati? Apa yang terjadi sebelum adanya
kehidupan? Dan apakah yang
akan terjadi setelah kematian? Apakah misi saya di atas planet ini sejak saya
masih di alam konsepsi hingga saya meninggal dunia?
Iman --bukan yang lain--
adalah yang memberikan jawaban memuaskan bagi manusia terhadap
pertanyaan-pertanyaan besar berkaitan dengan perjalanan hidup manusia itu. Ia
memberikan tujuan, muatan makna, dan nilai bagi kehidupannya. Tanpa iman
manusia akan menjadi debu-debu halus yang tidak berharga di alam wujud ini, dan
sama sekali tidak bernilai jika dihadapkan kepada kumpulan benda di alam
semesta yang sangat besar. Umur manusia tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan
dengan perjalanan geologis yang berkesinambungan pada alam semesta, dan yang
akan terus berlangsung dan tidak akan berakhir. Kekuatan Manusia tidak akan ada
apa-apanya kalau dibandingkan dengan pelbagai kejadian di alam semesta yang
mengancam keselamatannya; seperti: gempa bumi, gunung meletus, angin ribut,
banjir, yang merusak dan membunuh manusia. Ketika berhadapan dengan pelbagai
peristiwa alamiah itu, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, walaupun dia
mempunyai ilmu pengetahuan, kemauan, dan teknologi canggih. Selamanya, iman
merupakan pembawa keselamatan. Dengan iman kita dapat mengubah jati diri manusia, dan memperbaiki segi
batiniahnya. Kita tidak dapat menggiring manusia seperti kita menggiring
binatang ternak; dan kita tidak dapat membentuknya sebagaimana kita membentuk
peralatan rumah tangga yang terbuat dari besi, perak atau bijih tambang yang
lainnya. Manusia harus digerakkan melalui akal dan hatinya. Ia harus diberi
kepuasan sehingga dapat merasakan kepuasan itu. Ia harus diberi petunjuk agar
dapat meniti jalan yang lurus; dan ia harus digembirakan dan diberi peringatan,
agar dia dapat bergembira dan merasa takut dengan adanya peringatan tersebut.