"Wanita Ini Memiliki Kecantikan Separuh Keindahan Dunia, Siapa Dia?".
Mau tahu siapa wanita yang memiliki kecantikan separuh dari keindahan dunia? Ternyata dia seorang muslimah, yakni Siti Sarah , istri pertama Nabi Ibrahim . Siti Sarah juga merupakan contoh muslimah yang selamat dari godaan nafsu Firaun. Sarah dikenal sebagai wanita terbaik pada zamannya. Selain cantik, ia juga cerdas dan memesona. Nabi Ibrahim Alaihissalam sangat mencintainya. Ia juga sangat mematuhi Sang Abul Anbiya. Ibnu Asakir Rahimahullah meriwayatkan hadis dengan sanadnya dari Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu yang berkata bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "Yusuf dan ibunya (Sarah) diberi separo keindahan (Ketampanan dan kecantikan". Ibnu Asakir juga meriwayatkan hadis dengan sanadnya dari Rabi'ah Al-Jurasyi yang berkata," "Keindahan (Ketampanan dan kecantikan) dibagi menjadi dua, satu bagian untuk Sarah dan Yusuf, satu bagian lagi untuk seluruh manusia".
Riwayat lain diceritakan
Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu yang berkata: "Allah Azza wa Jalla membagi
keindahan (Ketampanan dan kecantikan) ke dalam sepuluh bagian, tiga bagian
untuk Hawwa, tiga bagian untuk Sarah, tuga bagian untuk Yusuf dan satu bagian
untuk seluruh manusia". Dari hadis tersebut tergambarkan bahwa Sarah
adalah wanita tercantik di dunia dan wanita paling besar cemburunya kepada
suaminya Nabi Ibrahim Alaihissalam. Cobaan terbesar yang menimpa Sarah, taktala
harus ikut dengan Nabi Ibrahim menjalankan dakwahnya. Suatu ketika, karena
dakwahnya tak diterima di negeri Babilonia, Nabi Ibrahim Alaihissalam dan Sarah
pindah menuju Syam. Saat itu Syam dilanda paceklik. Mereka pindah lagi menuju
Mesir. Di tempat ini, kesetiaan Sarah diuji
Pada suatu hari, seorang
pejabat istana mendatangi Ibrahim dan Sarah. Melihat kecantikan parasnya, sang
pejabat menyukainya. Ia segera menuju istana dan mengabarkannya pada Fir'aun .
"Telah datang di negeri baginda seorang pria asing. Ia datang bersama wanita
yang sangat menarik. Kecantikannya tak ada yang menandingi. Wanita seperti itu
layak menjadi pendamping baginda," ujar dia. Mendengar kabar tersebut,
Fir'aun mengutus seseorang untuk mengundang Nabi Ibrahim Alaihissalam ke
istananya. Fir'aun terkenal seagai raja yang sangat zalim. Ia sangat
menginginkan Sarah dan rela melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Jika
mendapati perempuan itu telah bersuami, ia tak akan segan membunuh Ibrahim
Alaihissalam untuk merebut Sarah. Dalam pertemuan itu, Fir'aun bertanya pada
Ibrahim. "Siapa wanita itu? Ibrahim pun menjawab, "Ia adalah
saudariku." Mendengar jawaban tersebut, Fir'aun melepaskan Nabi Ibrahim
dan meminta agar Sarah dibawa ke istana. "Dandanilah dia, kemudian kirim
dia padaku agar aku dapat melihatnya," perintah dia. Ibrahim Alaihissalam
pun pulang menemui istrinya. Ia berkata, "Sesungguhnya penguasa zalim,
Fir'aun , telah bertanya kepadaku tentang dirimu. Lalu aku memberi tahu
kepadanya bahwa kamu adalah
saudara perempuanku."
"Jangan memberi tahu kebohonganku kepadanya karena sesungguhnya di dalam
kitab Allah, kamu adalah saudara perempuanku (dalam Islam)," kata Ibrahim.
Sarah datang ke istana. Hatinya berkecamuk. Pelayan istana telah menyiapkan
semua kebutuhannya sehingga pakaiannya begitu indah. Perasaan Sarah sangat
sedih. Ia enggan berpisah dengan suaminya dan takut tersentuh oleh Fir'aun yang
jahat. Sarah kemudian mengadu kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia beribadah dan
bersujud, kemudian mengadukan kesedihannya. Ia memohon perlindungan kepada
Allah "Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan
Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka
janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku," kata Sarah sembari
menangis.
Sarah kemudian bertemu
dengan Fir'aun . Melihat kecantikannya, timbul nafsu dalam diri Fir'aun .
Berkali-kali sang raja ingin menyentuh Sarah, namun tangannya terasa lumpuh.
Fir'aun tak mampu bergerak. Tangannya terpaku di dada. Fir'aun kemudian berkata
pada Sarah, "Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu
agar melepaskan tanganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu." Sarah
kembali berdoa, "Ya Allah, jika benar yang ia katakan, lepaskanlah
tangannya." Allah Ta'ala mengabulkan doanya. Tangan sang raja pun terlepas
dan ia sembuh dari kekakuan tubuhnya. Namun, ia mengingkari janjinya. Ia
kembali mendekati Sarah setelah tangannya dapat kembali bergerak. Kejadian yang
sama pun terulang hingga tiga kali.
Fir'aun akhirnya menyerah. Ia justru ketakutan dengan kemampuan Sarah membentengi diri. Ia menuduh Sarah adalah makhluk halus serupa setan yang melakukan tipu daya. Fir'aun segera memanggil pengawalnya dan berkata, "Kau bukanlah membawa seorang wanita, melainkan membawa setan." Si pengawal diperintahkan membawa kembali Sarah ke rumahnya. Sebelum pulang, raja memberikan seorang budak kepada Sarah sebagai hadiah. Budak itu cantik seperti Sarah. Ia adalah Siti Hajar. Saat tiba di rumah, Ibrahim bertanya kepada Sarah, "Apa yang terjadi?" Lalu, Sarah menjawab, "Allah telah menolak tipu daya raja kafir itu dan ia memberiku seorang pelayan wanita." Itulah Sarah, yang namanya disebutkan di Al-Qur'an agar sejarah hidupnya menjadi teladan tertinggi bagi seluruh wanita di seluruh zaman dan tempat, panutan di semua sifat mulia yang menjadikannya kebahagiaan dalam taat kepada Allah sebagai simbol kehidupan rumah tangga.
Wahai para wanita, semoga banyak ilmu yang dipetik dari contoh diatas, menjelang sore di Universitas Persada Indonesia Y.A.I