"Hijrah, Hidayah Allah SWT yang Tidak Semua Hamba Mendapatkannya".
Ya ‘ibadi kullukum dhallu
illa manjadaituhu fastahduni ahdikum
Wahai sekalian hamba-Ku,
kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah
petunjuk kepada-Ku, niscaya akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim)
Hadis itu memberikan
beberapa pelajaran, yakni:
1. Bila seorang bertanya tentang anugerah Allah yang
terindah, maka hidayahlah jawabannya. Bisa salat tepat waktu karena hidayah
dari Allah. Bisa puasa karena hidayah dari Allah. Muslimah bisa menuntut ilmu
karena hidayah dari Allah, dan seterusnya. Bahkan, kita bisa hidup bersama
Allah karena hidayah-Nya. Merasakan manisnya iman dan indahnya Islam juga
karena hidayah-Nya
2. Allah Ta’ala memerintahkan kita, untuk meminta
petunjuk-Nya, karena hanya Allah saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan
hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran.
3.
Hidayah adalah anugerah Allah yang teragung dan terindah. Bila kita
diperintahkan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka nikmat hidayah adalah
yang paling harus kita syukuri. Syukur dengan ucapan, perbuatan dan pengakuan
bahwa nikmat itu datang dari Allah.
4. Imam Asy-Syuyuthi rahimahullah menjelaskan
dalam tafsirnya, mengenai sebab turunnya ayat dibawah ini. Beliau menukil
riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu. Ibnu Abbas berkata,” Umayah bin
Kholaf, Abu Jahl serta beberapa orang Quraisy pergi menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata, "Wahai Muhammad
kemari sembahlah Tuhan kami, niscaya kami akan masuk ke agamamu bersamamu.”
Berat terasa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpisah
dengan kaumnya, beliau amat menginginkan keislaman mereka. (Di saat beliau
berada dalam dilema) Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya mereka hampir
memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat
yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka
mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu,
(di atas hidayah), niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.”
(QS. Al-Isra’: 73-74). Asy-Suyuti melanjutkan, ” Saya berpendapat bahwa riwayat
ini adalah riwayat paling shahih yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat
diatas. Sanadnya jayyid dan ada syahidnya (ada sanad lain yang menguatkan sanad
ini).” (Kitab Lubab At-Taquul fi Asbaabi An-Nuzul).
5.
Allah Ta’ala mengingatkan Rasul-Nya bahwa hidayah serta taufik yang menjadikan
hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap teguh di atas kebenaran
adalah dari Allah Ta’ala. Apalagi kita manusia biasa yang berlumuran dosa?
Sungguh hidayah adalah anugerah Allah. Jangan pernah mengira bahwa hidayah yang
kita dapatkan, karena usaha kita sendiri. Namun sadarilah bahwa itu semua
adalah anugerah Allah Ta’ala. Maka segala puji bagi Allah atas nikmat hidayah.
Kita bisa bayangkan betapa besar karunia Allah kepada hambaNya, Dialah Allah
yang telah menetapkan syariat dan jenis-jenis ibadah yang mendatangkan pahala.
Allah juga yang memberi pahala atas ibadah yang kita lakukan, bahkan melipatkan
pahala menjadi berlipat ganda. Allah pula yang telah menyiapkan surga sebagai
tempat kembali untuk hamba-hamba-Nya yang saleh. Bahkan, Allah senantiasa
memberi taufik serta hidayah untuk melakukan kebaikan dan istoqomah di atas
jalan kebenaran kepada hamba-Nya. Padahal Allah Ta’ala tidak butuh kita, tidak
butuh ibadah kita.
Artinya:
“Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An-Nahl: 16)
Allah
Azza wa Jalla juga berfirman :
Artinya:
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)
Semoga
yang sudah hijrah bisa konsisten menjaga hidayah hijrahnya.
"Hijrah, Hidayah Allah
SWT yang Tidak Semua Hamba Mendapatkannya".
Ketetapan hati untuk
berhijrah , hakikatnya adalah ketetapan Allah subhanahu wa ta'ala. Hijrah untuk
berlari menjauhi maksiat dan mendatangi ridha Allah, semua adalah kehendak
Allah yang tidak semua hamba bisa mendapatkannya. Karena itu, hidayah hijrah
adalah anugerah yang tiada terkira bagi seorang hamba. Dalam sebuah hadits
qudsi Allah Ta’ala berfirman :
Ya ‘ibadi kullukum dhallu
illa manjadaituhu fastahduni ahdikum
Wahai sekalian hamba-Ku,
kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah
petunjuk kepada-Ku, niscaya akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim)
Hadis itu memberikan
beberapa pelajaran, yakni:
1. Bila seorang bertanya tentang anugerah Allah yang
terindah, maka hidayahlah jawabannya. Bisa salat tepat waktu karena hidayah
dari Allah. Bisa puasa karena hidayah dari Allah. Muslimah bisa menuntut ilmu
karena hidayah dari Allah, dan seterusnya. Bahkan, kita bisa hidup bersama
Allah karena hidayah-Nya. Merasakan manisnya iman dan indahnya Islam juga
karena hidayah-Nya
2. Allah Ta’ala memerintahkan kita, untuk meminta
petunjuk-Nya, karena hanya Allah saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan
hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran.
3.
Hidayah adalah anugerah Allah yang teragung dan terindah. Bila kita
diperintahkan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka nikmat hidayah adalah
yang paling harus kita syukuri. Syukur dengan ucapan, perbuatan dan pengakuan
bahwa nikmat itu datang dari Allah.
4. Imam Asy-Syuyuthi rahimahullah menjelaskan
dalam tafsirnya, mengenai sebab turunnya ayat dibawah ini. Beliau menukil
riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu. Ibnu Abbas berkata,” Umayah bin
Kholaf, Abu Jahl serta beberapa orang Quraisy pergi menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata, "Wahai Muhammad
kemari sembahlah Tuhan kami, niscaya kami akan masuk ke agamamu bersamamu.”
Berat terasa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpisah
dengan kaumnya, beliau amat menginginkan keislaman mereka. (Di saat beliau
berada dalam dilema) Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya mereka hampir
memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat
yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka
mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu,
(di atas hidayah), niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.”
(QS. Al-Isra’: 73-74). Asy-Suyuti melanjutkan, ” Saya berpendapat bahwa riwayat
ini adalah riwayat paling shahih yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat
diatas. Sanadnya jayyid dan ada syahidnya (ada sanad lain yang menguatkan sanad
ini).” (Kitab Lubab At-Taquul fi Asbaabi An-Nuzul).
5.
Allah Ta’ala mengingatkan Rasul-Nya bahwa hidayah serta taufik yang menjadikan
hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap teguh di atas kebenaran
adalah dari Allah Ta’ala. Apalagi kita manusia biasa yang berlumuran dosa?
Sungguh hidayah adalah anugerah Allah. Jangan pernah mengira bahwa hidayah yang
kita dapatkan, karena usaha kita sendiri. Namun sadarilah bahwa itu semua
adalah anugerah Allah Ta’ala. Maka segala puji bagi Allah atas nikmat hidayah.
Kita bisa bayangkan betapa besar karunia Allah kepada hambaNya, Dialah Allah
yang telah menetapkan syariat dan jenis-jenis ibadah yang mendatangkan pahala.
Allah juga yang memberi pahala atas ibadah yang kita lakukan, bahkan melipatkan
pahala menjadi berlipat ganda. Allah pula yang telah menyiapkan surga sebagai
tempat kembali untuk hamba-hamba-Nya yang saleh. Bahkan, Allah senantiasa
memberi taufik serta hidayah untuk melakukan kebaikan dan istoqomah di atas
jalan kebenaran kepada hamba-Nya. Padahal Allah Ta’ala tidak butuh kita, tidak
butuh ibadah kita.
Artinya:
“Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An-Nahl: 16)
Allah
Azza wa Jalla juga berfirman :
Ihdinas syiratal mustakim
Artinya:
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)
Semoga
yang sudah hijrah bisa konsisten menjaga hidayah hijrahnya.
Semoga kita selalu diberi petunjuk ke jalan yang lurus oleh Allah, aamiin
menjelang sore di Universitas Persada Indonesia Y.A.I