"Pecah Rekor, Politisi Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Ketiga"
LONDON - Sadiq Khan, seorang
politisi Muslim, pada hari Sabtu terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga
sebagai Wali Kota London. Dia mengalahkan rekor pendahulunya; Boris Johnson,
sebagai pemimpin terlama Ibu Kota Inggris tersebut. Politisi Partai Buruh
berusia 53 tahun itu—mantan pengacara hak asasi manusia (HAM) yang dibesarkan
di kompleks perumahan umum di London—dengan mudah mengalahkan rivalnya dari
Partai Konservatif Susan Hall. Sebagai Wali Kota London, Khan memiliki
kekuasaan atas layanan darurat, transportasi, dan perencanaan di kota
berpenduduk hampir sembilan juta jiwa itu. Menurut AFP, Minggu (5/5/2024),
kemenangan ini melanjutkan perjalanan luar biasa bagi putra sopir bus imigran
Pakistan, yang menjadi wali kota Muslim pertama di Ibu Kota Inggris ketika
pertama kali terpilih pada tahun 2016.
Sebagai wali kota, Khan
terkenal sebagai kritikus vokal terhadap Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa)
dan perdana menteri dari Partai Konservatif berturut-turut, termasuk Boris
Johnson, serta perseteruannya dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald
Trump. Khan dan Trump pernah terlibat dalam perang kata-kata yang luar biasa
setelah Khan mengkritik larangan perjalanan oleh Trump terhadap orang-orang
dari negara-negara Muslim tertentu ke Amerika Serikat. Trump kemudian menuduh
Khan melakukan "pekerjaan yang sangat buruk dalam menangani
terorisme" dan menyebutnya sebagai "pecundang yang kejam" dan
"aib nasional". Wali kota itu kemudian mengizinkan balon udara
berwajah Trump yang berpakaian seperti bayi dalam popok terbang dalam protes di
Lapangan Parlemen selama kunjungan Trump pada tahun 2018 ke Inggris.
“Dia pernah menyebut saya
pecundang. Hanya satu dari kita yang menjadi pecundang, dan itu bukan saya,”
kata Khan kepada AFP selama kampanyenya pada tahun 2021.
Serangan Pisau
Namun masa jabatan Khan
bukannya tanpa kontroversi, terutama terkait perluasan Zona Emisi Ultra-Rendah
tahun lalu menjadi skema pembebanan polusi terbesar di dunia. Jumlah korban
harian akibat kendaraan yang paling berpolusi memicu reaksi keras di wilayah
luar London Raya, dengan kemarahan terhadap beban keuangan tambahan selama
krisis biaya hidup. Khan juga dikritik karena gagal mengatasi tingkat serangan
pisau yang tinggi dan sejak tahun lalu, penanganannya terhadap protes mingguan
besar-besaran pro-Palestina. Lahir di London pada tahun 1970 dari orang tua
yang baru saja tiba dari Pakistan, Khan adalah anak kelima dari tujuh
bersaudara laki-laki dan satu saudara perempuan. Dia dibesarkan di perumahan
umum di Tooting, kawasan pemukiman campuran etnis di London selatan, dan tidur
di ranjang susun sampai dia berusia 24 tahun.
Latar belakangnya yang
sederhana berperan baik di kota yang bangga dengan keberagamannya dan menyukai
kisah sukses yang dibuat sendiri. Khan masih ingat bagaimana ayahnya
mengemudikan salah satu bus merah terkenal di London, dan ibunya adalah seorang
penjahit. Dia adalah petinju yang andal, mempelajari olahraga ini untuk membela
diri di jalanan melawan orang-orang yang melontarkan pelecehan rasis kepadanya,
dan dua saudara laki-lakinya adalah pelatih tinju. Dia awalnya ingin menjadi
seorang dokter gigi, tetapi seorang guru melihat bakatnya dalam perdebatan
verbal dan mengarahkannya ke bidang hukum. Dia memperoleh gelar sarjana hukum
dari University of North London dan memulai kariernya sebagai pengacara magang
pada tahun 1994 di firma hukum Christian Fisher, di mana dia akhirnya dijadikan
partner.
Dia berspesialisasi dalam
hak asasi manusia, dan menghabiskan tiga tahun memimpin kelompok kampanye
kebebasan sipil, Liberty. Dia mewakili Louis Farrakhan, pemimpin gerakan Nation
of Islam, dan Babar Ahmad, seorang kenalan masjid yang dipenjara di Amerika
Serikat setelah mengaku memberikan dukungan kepada rezim Taliban di
Afghanistan. Ambisi yang Lebih Tinggi? Khan bergabung dengan Partai Buruh pada
usia 15 tahun ketika Perdana Menteri Konservatif Margaret Thatcher sedang
berkuasa. Dia menjadi anggota dewan lokal untuk Tooting di wilayah lokal
Wandsworth yang didominasi politisi Partai Konservatif pada tahun 1994, dan
menjadi anggota Parlemen pada tahun 2005. Dia masih tinggal di daerah tersebut
bersama istri—seorang pengacara—Saadiya dan dua putri remaja mereka.
Perdana Menteri Partai Buruh
Gordon Brown mengangkatnya menjadi menteri masyarakat pada tahun 2008 dan dia
kemudian menjabat sebagai menteri transportasi, menjadi menteri Muslim pertama
yang menghadiri pertemuan Kabinet. Di Parlemen, dia memilih mendukung
pernikahan sesama jenis—yang membuatnya mendapat ancaman pembunuhan. Sebagai
wali kota, dia berjanji untuk fokus pada penyediaan perumahan yang terjangkau
bagi warga London dan membekukan tarif transportasi, namun—seperti banyak orang
yang berkuasa di seluruh dunia—agendanya terhambat oleh pandemi Covid-19. Dia
adalah wali kota ketiga London setelah Ken Livingstone dari Partai Buruh
(2000-2008) dan Boris Johnson (2008-2016). Ada spekulasi luas bahwa dia pada
akhirnya bisa mencoba mengikuti pendahulunya dan menjadi perdana menteri.
Indonesia mestinya banyak belajar, Pemerintahan Inggris saja mengakui orang luar sebagai pemimpin di negaranya walau Khan berdarah Pakistan..
Menjelang siang di Universitas Persada Indonesia Y.A.I